Tjeping kha-khoe, Tjeping twa-tjoe

18 11 2007

INDONESIA RAYA

Kwee Thiam Tjing bertjerita
TJEPING KHA-KOE TJEPING TWA-TJOE

(I)
Arti pri-bahasa terseboet, kira2 begini: Kalaoe sial masoek pendjara, bila moedjoer masoek roemah besar. Ini roepanja jang mendjadi sendi pandangan hidoep dari orang jang saja kenal sedari taon 1920 ketika kami sama2 bekerdja di firma S.L. van Nierop S.co, Petjinan Koelon Soerabaia dan saja dibagian administrasi di loteng atas. Namanja Kian Hie atawa lebih dikenal dengen nama “Kakap” seperti orang2 beriken kepadanja sebage nama djoeloekan.
Kakap itoe arek Kapasan sedjati, lahir di kampong Seng dan terkenal sebage bener2 berani, belon pernah minggir boeat hadepin bahaja atawa tantangan. Karna itoe ia disegani dan dikenal sebage djago boeat Soerabaia, mala sampe kota2 sekiternja.
Bener sama2 kenal tetapi tida bisa di bilang pergaoelan kami rapat satoe pada laen. Hanja satoe taon saja bekerdja di van Nierop ketika pada soeatoe hari saja menghadep Woelders, agen dari van Nierop dan minta berenti bekerdja. Woelders tjoba tahan saja, tetapi saja teroes terang bilang saja tida tahan lakoeken pekerdjaan “sleurwerk”, tiap hari sama sadja. Apa jang kita akan bikin satoe minggoe di moeka, dari sekarang kita soedah tahoe.
Mendjawab pertanjaannja saja bilang jang saja aken bekerdja di soerat-kabar jang banjak lebi menarik boeat saja. Sebelon itoe saja soedah mendjadi pembantoe tetep dari “Pewarta Soerabaia” dari mana Liem Koen Hian mendjadi pemimpin redaksinja.
Ketika ia ini kamoedian diriken “Soeara Poeblik” di Soerabaia olehnja saja diminta boeat doedoek dalem redaksi. Dan begitoelah saja moelai toentoet penghidoepan sebage wartawan.
Dengen kakap bole dibilang soedah tida ada hoeboengan lagi. Sampe dengen tida terdoega ia moentjoel poela didepan saja jang ketika itoe baroe sampe dengen djalan kaki dan diborgol dari pendjara Kali-sosok ke landraad Sawahan boeat pertanggoeng djawabkan persdelict ke doea sedeng jang pertama mendjadi sebab hingga saja dengen pakean perantean (seragam boewi) haroes mendjadi seroepa tontonan.
Katanja saja djoernalis tetapi dengen kaki telanjang dan kedoea tangan diborgol seraja dalam pakean boewi tarik perhatian sematjam ketek-ogleng jang lagi di pertoendjoeken. O ja saja loepa kendali saja dihoekoem sebage djoernalis tetapi djoernalis statoes ..Inlander!
Kakap toetoerken ia tahoe hal saja dari soerat2 kabar (jang boekan Belanda poenja) jang pada protes keras terhadap perlakoean jang diberiken kepada saja. Kakap perloeken datang di Sawahan dengen bawa rokok dan makanan, seperti jang oemoemnja dilakoeken oleh mereka jang hendak tengok para terdakwa atawa terhoekoem.
Boedi ketjintaan Kakap saja bales ketika satoe taon kamoedian, sasoedah saja merdeka kombali, ia dan beberapa kawannja dihadepken di moeka medja pengadilan karena di dakwa mengelapkan barang dagangan asal goedang firma dimana mereka bekerdja. Semoa terdakwa dihoekoem, katjoeali Kakap sendiri di bebasken. Karena tida ada boekti ia toeroet dalem sekongkelan itoe.
Tetapi sementara itoe Kakap poen soedah berenti bekerdja pada firma van Nierop.
Sekarang ia oesahakan perdagangan di “Kali Mati” dengen poenja tjabang dipasar “Toeri”. Di waktoe itoe kedoea tempat terseboet terkenal sebage pangkalan orang2 jang “berdagang” dengen takoet disorot terangnja mata-hari. Djadi semoeanja djoeal-beli poen dilakoeken dalam keadaan remang2. Alias jang di perdjoeal-beliken itoe ada barang2 asal tjoerian.
Kakap orangnja memang tjerdas, bisa tjepat ambil poetoesan dan karena terkenal pemberani, maka bisa dimegerti ia mendjadi “dalang” dari sobat dan kawannja jang tjoema bisa toeroet perentahnja, bitjara menoeroet kemaoean-nja jang bertindak ikoet garis2 jang dioendjoek oleh Kakap. Dan tentoe saja Kakap djoega jang dapet andil paling besar, soeroep dengen nama djoeloekannja si KAKAP.
Banjak taon telah lewat dalem mana tidak sedikit ka-oentoengan jang ia bisa garoek dengen tida sedikit djoega korbankan alatnja jang pada masoek pendjara. Dengen si Kakap sendiri bebas sebab tida ada boekti atawa sama sekali berlagak seolah-olah ia berada di loear-nja. Begitoe litjin dan tjerdiknja bisa atoer segalanja.

Empat poeloeh taon kamoedian sedari zaman van Nierop, ketika berada di Pasar-baroe Djakarta, satoe aoeto Impala meloentjoer dengen perlahan. Di dalemnja saja liat ada doedoek seorang jang saja rasa kenal. Begitoe orang itoe jang teroes awasin saja. Impala dikasih berenti dan toeroenlah seorang lelaki tinggi besar dan teroes samperin saja. Kendati sekarang soedah sama2 beroeban-an, toch saja lantas tahoe jang orang itoe boekan laen adalah si Kakap, kenalan saja dari zaman van Nierop. Akrab sekali kita saling pegang tangan dan achirnja si Kakap oendang saja boeat naek mobil-nja. Saja oleh-nja di adjak mampir di roemah nja di Menteng dan karena tida ada jang mesti dioeroes saja terima tawaran-nja.

Roemahnja Kakap tjoekoep besar dengen pekarangan loeas dibagian depan dan belakang. Sasoedah doedoek di roeangan dalem di mana boedjang2 soedah siap sediaken minoeman dan sasoedah tanja ini dan itoe, achirnja Kakap moelai dengen penoetoerannja jang saja toeroenkan dibawah seperti apa jang ia bilang pada saja:

Ja, kita satoe sama laen soedah saling kenal sedari poeloehan taon boekan? Dan semoea orang taoe, sembojang akoe selaloe pakai adalah Tjeping kha-koe, Tjeping twa-choe, sial masoek pendjara , selamat masoek roemah besar. Tetapi achirnja diwaktoe soedah mendjadi toea, akoe insaf bagaimana keliroe adanja sembojan hidoep sematjam itoe jang tjoema bisa lahirkan siksaan bathin jang amat heibat. Siksaan2 bathin jang bikin kita achirnja mengakoei betapa besar dan Agoeng adanja Toehan Jang Maha Esa, dan bagaimana ketjil seperti deboe adanja kita.

Saja awasin Kakap dengen hampir tida pertjaja pada pandengan mata sendiri. Apa ini benar Kakap jang sekarang bisa kotbah seperti satoe paderi? Meliat perobahan di tampang moeka saja; Kakap bersenjoem dan landjoetken :

Akoe bisa mengerti djalan pikiranmoe. Kakap; jang dahoeloenja mendjagoi; sekarang seperti orang jang bertobat; mohon diampoeni dosanja; Memang akoe bertobat dan mohon Jang Maha Moerah achirnja soeka denger ratapankoe jang setiap akoe pandjatkan dengen berloetoet dalam kamarkoe.
Begitoelah Kakap toeteorken sembari dengen sapoe tangan seka aer mata jang kaliatan mengembeng dan achirnja djatoeh kebawah. Astaga! Saja rasa seperti lagi mengimpi. Ini Kakap jang bisa menangis sembari dengen soeara meratap oetaraken isi hatinja? Adjaib !.

(II)
Akoe tahoe, kami terperandjat dan hampir tida bisa pertjaja apa jang kamoe liat dengen mata kepala sendiri. Kakap, bekas kepala badjingan, anak Kapasan sedjati, sekarang menangis di depanmoe. Dan kepadamoe ingin akoe toeteorken segala apa jang akoe alamken. Akoe tahoe kamoe soeka toelis. Toelislah riwajatkoe ini kaloe kamoe anggap ada harganja. Boekan oentoek Kakap pribadi, tetapi biarlah apa jang akoe alamken bisa mendjadi satoe tjermin bagi pembatjamoe, agar djangan sampe ada jang tiroe sepak terdjangkoe jang tadinja ingin lekas kaja dengen singkirkan segala rintangan moral. Tjeping kha-khoe, Tjeping twa-tjoe !

Hm! Itoe adalah bisikan setan belaka!
Kamoe ingat ketika kamoe tengok akoe di Landraad Sawahan, dimana akoe di bebaskan sedeng semoea kawan2koe didjatohi hoekoeman pendjara. Mestinja akoe, akoe si Kakap jang seharoesnja masoek boewi; akoe sadja! Tetapi karena dengen hati2 dan tjerdik akoe atoer segala siasat, maka kawan2 jang kena poeloetnja sedeng jang gegares nangkanja ada akoe sendiri. Tentoe sadja merekapoen akoe tjipratin sedikit. Dan begitoe seteroesnja.
Dagangankoe di Kali Mati dan di Pasar Toeri djalan baek, tetapi djarang sekali akoe kesana. Semoea akoe pertjajaken kepada kawan2 jang akoe tahoe aken setia padakoe. Atawa djoega karena mereka tahoe akoe ini siapa. Djika akoe satoe2 kali datang jalah sebage pembeli jang poera2 tjari ini dan itoe. Sebage kedok akoe boeka toko ketjil di Songo-joedan, seperti jang kamoe masih inget.
Akoe menikah sama gadis di Kalisari jang terkenal amat eilok. Hidoep kami keliatan beroentoeng, tetapi toch akoe moelai gelisah, koeatir kedoedoekan koe di Soerabaia tida bisa teroes di pertahankan. Kalaoe ada satoe moeloet sadja jang botjor, djangan2 akoe bisa toeroet keseret. Dan akoe sendiri hadepin berapa poeloeh moeloet! Maka itoe akoe ambil poetoesan pindah ke Djakarta.
Dari perkawinan kami lahirlah seorang poetera jang amat di mandjakan, teroetama oleh akoe sendiri. Dihampir achir taon 1945 akoe pindah ke Djakarta dengen bawa istri dan anakkoe. Bermoela akoe tinggal di djalan Gadjah Mada jang doeloenja terkenal dengen nama Molenvliet. Roemah jang kami tinggal ada loemajan besarnja, menghadap djalan raja. Dan djoestroe ini jang bikin akoe timboelken ingetan kenapa kita tida boeka sadja sematjam restoran ketjil.
Istrikoe pandai masak dan begitoelah kita memoelai penghidoepan baroe. Oewang jang dapet akoe koempoelken di Soerabaia ada tjoekoep banjak hingga kita tida oesah terlaloe koeatir hadepin segala kamoengkinan. Tiap hari pasti ada banjak orang jang mampir boeat makan. kamoe tahoe, dari satoe moeloet ke laen moeloet ada advertensi jang paling baek boeat roemah makan. Apa lagi waktoe itoe masih ada sekoetoe dan Belanda poenja pasoekan militer.
Pada soeatoe sore ada datang di restorankoe seorang opsir Belanda pangkat kapten. Karena bahasa Belanda akoe poen paham maka dengen leloeasa kita bisa bitjara. Itoe kapten bilang ia hendak minta tolong akoe tjariken daging sampi berapa banjak djoega tiap hari. Dengen harga menoeroet akoe poenja soeka.

Karena akoe ada poenja restoran, djadi tentoe akoe tahoe dimana akoe bisa dapet daging sampi jang amat diboetoehken boeat anak boewahnja. Akoe djawab akoe tida bisa kasih tanggoengan apa2 karena di taon2 1946 keadaan soedah moelai genting hingga boeat dapatkan apa jang diminta tida begitoe moedah dilakoeken. Dan djangan loepa bahaja2 jang bisa mengantjam kita. Kapan gelora revoloesi masih sedeng berkobar-kobarnja.

Karena sangka akoe aken menolak (tida tahoe ini tjoeman taktikkoe boeat bikin si kapten lebi tjepat telen pantjingkoe) ia beriken akoe satoe koper ketjil penoeh oewang kertas Nica. Sebage djaminan jang ia tida boong. Kapan itoe daging bisa di lever semoea terserah padakoe. Akoe minta ia dateng di esok sorenja poera2 seperti langganan jang hendak makan.

Seantero hari akoe goenaken boeat tjari taoe dimana akoe bisa dapet beli daging sampi; seperti di Tanah Abang, di Djatinegara, di djalan Tanggerang. Pendek kata dipinggiran kota. Dan akoe koempoelken sobat2 jang akoe bisa pertjaja boeat beli daging sampi.

Akoe sendiri tetep dibelakang lajar, boeat djaga djangan sampe kita bisa di selomoti oleh si Belanda. Padahal jang akoe koeatirken jalah bahaja2 besar jang bisa menimpa pada pembeli2 daging sampi kalaoe sampe resia ini botjor pada pemoeda. Mala sebage tempat boeat lever daging akoe pilih satoe waroeng di deket kantor Pos Kota di mana si kapten bisa soeroeh orangnja ambil.
Jang kekoeatirankoe boekan impian belaka bisa terboekti dari banjaknja sobat2koe jang mendjadi korban dan di tjap sebage “Andjing Nica”. Korban revoloesi! Bener! Tetapi lebi djitoe lagi djika di bilang korbankoe jang dengen penoeh pengetahoean tentang adanja bahaja2 toch sengadja soeroh mereka pergi beli daging sampi, meloeloe boeat bisa garoek kaoentoengan2 sebesar moengkin. Ini soedah boekan sial masoek pendjara lagi, tetapi sial ilang kepala.

Berapa banjak doeit akoe bisa koempoelken, ini soekar boeat di hitoeng, tetapi kamoe bisa taksir sendiri. Di sepandjang taon 1946 sampe aksi politionale pertama ditaon 1947 doeitkoe soedah bertoempoek-toempoek hingga akoe bisa beli ini roemah dan masih ada 4 lain, semoea terletak didaerah Menteng.

Akoe beli semoea itoe roemah dengen harga banjak miring, karena jang poenja orang2 Belanda jang djoestroe hendak poelang ke negaranja. Disebelah oewang darah asal dari pendjoealan daging sampi restorankoe poen masih berdjalan baek dan tiap hari bisa kasih pendapetan jang lebi dari tjoekoep boeat toetoep segala ongkos. Tetapi toch akoe ambil poetoesan boeat berentiken segala gerakan tjari doeit, mala restorankoe di operkan dapat harga jang berlipat-lipat kali djoemlah jang dahoeloenja akoe bajar boeat dapet itoe tempat. Akoe berboeat demikian, teroetama sebab istrikoe mengandoeng lagi dan sekarang akoe soedah bisa sediakan ini roemah seperti jang belon pernah di impikan oleh “Arek Kapasan” selagi ia masih ada di kampong Seng.

Betapa girangnja dan bahagia adanja istrikoe dan akoe sendiri. roemah soedah ada lima, doeit tjoekoep banjak dan kita bisa hidoep mewah zonder koeatir atawa takoet apapoen djoega. Tjoema jang bikin akoe kadang2 rasa koeatir jalah anakkoe jang pertama jang dimasa itoe oesianja soedah hampir 20 taon. Ini anak wataknja memang lembek, akoe tahoe; keberaniannja boeat lakoeken ini dan itoe tida ada mala kadang2 kentara sekali sifat pengetjoetnja.

Biasanja tjoema petik gitarnja, goelang-goeloeng sama anak2 sepantarannja dengen ia, jang semoea akoe golongkan sebage gelandangan jang tjoema bisa loetang-lantoeng, liwatin harinja dengen omong kosong di waroeng dan restoran, main prempoean dan djoedi. Itoe semoea ada salahkoe; akoe terlaloe memandjakan ia di waktoe masih ketjil dan sesoedah berangkat besar akoe boleh dibilang sama sekali tida perhatikan ia saking siboekkoe dengen memboeroe doeit dan lagi sekali doeit.

(III)
Pernah akoe mendjadi marah padanja sampe akoe hadjar ia dengen rotan dan maki ia sebage tikoes jang tjoema bisa tjari makan di sekokan. Kalaoe maoe djadi badjingan, djadilah badjingan kaliber besar. Hingga tida sia-sia ia mendjadi anaknja boeaia Kapasan !

Istrikoe mendjadi begitoe kaget sampe ia keloearken darah. Sedari itoe akoe tida ambil poesing si anak jang tida ada goenanja. Oentoeng itoe semoea tida ganggoe kandoengan istrikoe jang sementara itoe soedah bajongi kemari. Kita berdoea berbahagia dan harap sadja anaka jang bakal dilahirkan ada anak perempoean jang tjantik seperti iboenja.

Dan benar djoega, ketika soedah dateng waktoenja oentoek melahirkan, akoe bawa ia ke roemah-sakit Tjikini dan terkaboelah pengharapankoe. Istrikoe lahirkan satoe anak perempoean jang tjantik sekali, lebi eilok dari iboenja, tetapi …..tetapi, soedahlah nanti kamoe bisa liat sendiri.
Begitoelah Kakap poenja poetoesken penoetoerannja seraja menangis seseggoekan, saja tida berani tanja apa2 hanja toenggoe saja. Kakap masih teroes menangis, malah boeat tahan seseggoekannja, seloeroe toeboehnja jang tegap dan besar keliatan seperti menggigil. Achirnja ia oesap aer matanja dan ia landjoetkan;

Baji itoe soepaia ditahan dan tida dikasih liat pada iboenja. Atas permintaan sangat dari akoe, dokter jang merawat bilang pada istrikoe. Baik ia poelang dahoeloe dan bajinja aken menjoesoel belakangan karena masih perloe dapat perawatan extra dan tida boeleh di djoempai oleh siapapoen djoega, katjoeali oleh dokter dan zuster jang merawatnja.

Apa boleh boeat. Istrikoe menoeroet dan begitoelah akoe adjak poelang dahoeloe. Dengen gembirah dan kadang2 menjanji istrikoe tida bosan2 hiasin tempat tidoer anak kita jang semoeanja dikasih warna merah, oentoek baji-prempoean.

Kamoe rasa bisa bajangkan, meliat itoe semoea setiap hari selagi menoenggoe datangnja sang baji. Hatikoe seperti diiris-iris. Moelailah akoe insaf bagaimana heibatnja Toehan bisa hoekoem mahloeknja. Dan ketika si baji dibawa poelang oleh dokter dengen disertain oleh doea zuster jang bakal bekerdja di roemahkoe, istrikoe dengen tida sabar toenggoe di serambi depan.

Baji jang didoekoeng oleh zuster tjoema keliatan moekanja saja, jang memang amat eilok. Dengen sorot mata jang oendjoeken bagaimana besar adanja iapoenja rasa bahagia, istrikoe pandang akoe. Tetapi akoe tida berani menatap pandangan matanja, hanja dengen toendoek kepala akoe toenggoe dengen berdebar-debar kasoedahan dari ini kedjadian jang amat sedih sekali.

Mendadak kita semoea dengar istrikoe bertereak-tereak seperti orang jang kerasoekan; ia mendjerit-djerit, katanja itoe baji boekan anaknja. Kamoedian ia djatoh pingsan. Sampe lama ia haroes dapat rawatan dari dokter jang bilang padakoe, istrikoe telah dapet gontjangan bathin jang heibat hingga tjoema dengen sabar dan perlahan sadja ia harap bisa semboehken istrikoe.
Namanja satoe iboe dan anaknja! Lambat laoen rasa djemoe dan djidjik ketika pertama kali saksikan bagaimana matjam toeboeh anaknja, diganti rasa sajang dan tjinta terhadap darah dagingnja sendiri. Ia seolah-olah toeroet teboes dosa dari orang toeanja. Itoe anak di kasih nama Loan jang ternjata poenja pikiran jang pintar dan lekas mengarti maksoed orang. Poen bitjaranja bisa lantjar. Tjoema itoe toeboeh……… itoe toeboeh jang………., tapi soedah lah nanti kamoe bisa liat sendiri. Ketika Loan beroesia 3 taon istrikoe mengandoeng lagi. Bermoela dengen paksa ia hendak goegoerken kandoengannja, tetapi dengen sabar dan tenang dokter jang tadinja toeloeng waktoe Loan lahir, beriken ia berbagai nasehat sampe achirnja istrikoe menoeroet dan serahkan sadja segalanja pada poetoesan Toehan Jang Maha Koeasa.

Waktoe lahirnja djambang baji itoe soedah deket, akoe pesen tempat di roemah-sakit “Carolus” sebab kalaoe di Tjikini akoe koeatir timboel kenangan2 jang tida baik boeat istrikoe.
Tetapi Toehan anggap belon tjoekoep takeran dosa2koe. Baji jang dilahirken ternjata laki2 tetapi……tetapi….. ia bakal seorang idiot, ketika achirnja istrikoe tahoe. Jang anak itoe dilahirkan sebage seorang idiot imbitjiel boeat selama hidoepnja, ia toedoekin kepalanja, dengen deras aer matanja mengoetjoer zonder ia sendiri keloearken soearanja. Bisa kamoe terka bagaimana perasaankoe diwaktoe itoe, lebi-lebi dari orang jang dihoekoem pitjis jang dipotong sedikit demi sedikit di zaman dahoeloe.

Pernah akoe tawarkan bawa pergi sadja Loan dan adiknja jang diberi nama Dicky. Istrikoe dengen perlahan golengken kepalanja; dengen sorot mata jang bersinar amat sedih menggambarkan kehantjoeran hatinja, ia pandang akoe seolah-olah hendak bilang, kita haroes toendoek pada kemaoean Toehan, pentjipta segala-galanja. Istrikoe seperti orang mati ngenes; seperti sedikit demi sedikit njawanja ditjaboet dengen mesti disaksikan oleh akoe soeaminja, agar penderitaankoe di rasakan lebi heibat lagi.

Empat boelan telah lewat di sepandjang mana istrikoe tjoema doedoek termenoeng-menoeng di kerosinja diserambi belakang. Dan achirnja di soeatoe pagi tamatlah hidoepnja jang penoeh penderitaan bathin begitoe heibat sebage soeami istri jang dosanja bertoempoek-toempoek.
Akoe koeboer ia di Djati Petamboeran; lobang jang tengah boeat istrikoe; lobang sebelah kanan boeat akoe; lobang sebelah kiri boeat Loan dan Dicky besok, djika mereka djoega di-tamatkan siksaan-nja di doenia ini. Anakkoe jang soeloeng djarang akoe djoempai; ini anak selamanja selaloe seperti takoet ketemoe akoe, tetapi akoe tahoe ia tambah lama makin tida karoean tingkah lakoenja.
Karena akoepoen tida bisa selaloe liatin Loan dan Dicky, boeat siapa akoe ambil 2 zuster boeat tiap anak karena mereka ini selaloe mesti dibantoe dalem segala-galanja, maka achirnja akoe ambil poetoesan menikah lagi. Agar Loan dan Dicky poen bisa diamat-amati oleh seorang iboe tiri.
Istrikoe baroe ini masih moeda sekali oesianja dibandingkan akoe. Akoe menikah ia dengen bikin soerat kawin agar tida bisa dibilang Loan dan Dicky akoe serahken pada seorang selir. Dan karena adanja istri ini akoe sekarang poenja lebi banjak tempo boeat oeroes pekerdjaankoe jang benar tida sesiboek seperti doeloe tetapi toch selaloe masih ada sadja jang minta perhatian penoeh.

(IV)
DOEA taon telah liwat ketika akoe dapet tamparan lagi dari sang nasib. Anakoe jang soeloeng jang dahoeloenja akoe begitoe tjintai dan madjakan ternjata soedah bedjat sama sekali moralnja. Boeat oeroes pekerdjaankoe jang masih ada, akoe banjak berada di loear roemah, mala kadang2 sampe pergi keloear kota.

Apa maoe, diwaktoe akoe tida ada, si anak tjilaka goenakan itoe ketika boeat main…..pat-pat goelipat dengen istrikoe, iboe tirinja sendiri. Masa ia berani kangkangin djoega apa mendjadi hak milikoe?.
Ketika akoe pergokin mereka itoe didalem kamarkoe sendiri, di pembaringankoe sendiri mereka berdoea, hampir2 akoe boenoeh mereka berdoea. Bajangan istrikoe, iboe Loan dan Dicky, bikin akoe oeroeng tantjap-kan diatas doea manoesia keparat. Dengen serentak akoe oesir anak tjilaka dan antjam ia djangan datang di roemahkoe lagi, poen djangan ke Soerabaia karena disana pasti akan mati diboenoeh. Dalem beberapa soerat kabar akoe oemoemken jang akoe tida anggap ia soedah akoe oesir keloear dari keloeargakoe dan segala perboeatan-nja ada ia poenja oeroesan sendiri. Sedang si perempoean akoe tjeraikan itoe hari djoega.

Bitjara sampe disini Kakap keliatan seperti sematjam reroentoek bila dibandingkan dengen tadi waktoe kita saling bertemoe. Dengen tarik napas pandjang Kakap landjoetken penoetoerannja:
Sekarang doea roemah dari 5 boewah jang tadinja akoe miliki akoe soedah djoeal. Oewangnja akoe kasi masoek bank dan meloeloe digoenaken boeat tolong sobat2koe di Soerabaia jang pernah hilang kemerdekaannja boeat akoe; tolong keloearga sobat2koe di Djakarta jang hilang nyawanja boeat akoe. Roemah ini dan doea laennja akoe serahkan pada geredja dengen perdjandjian, kalaoe akoe mati lebih dahoeloe, geredja-lah jang haroes piara dan oeroes Loan dan Dicky. Bila anak itoe meninggal haroes dikoeboer sebelah koeboeran iboenja dimana djoega akoe poenja tempat mengasoh penghabisan.

Sekarang akoe insaf dan mendoesin Toehan itoe ada Moerah tetapi poen ada Adil dengen tida bisa ditawar-tawar lagi. Marilah sekarang kebelakang; akoe hendak oendjoek padamoe sisa dari keloeargakoe !
Dengen perasaan tida karoean saja ikoet Kakap menoedjoe keroewangan belakang; roepanja disana biasanja Loan dan Dicky berada. Dan ketika achirnja akoe berpapasan dengen Loan jang waktoe itoe oemoernja koerang lebi 18 taon, saja rasa seperti soedah tida berada di doenia ini lagi. Hanja di Sorga, hadepin satoe bidadari. Belon pernah saja saksiken tampang moeka jang begitoe eilok, begitoe tjantik dan begitoe menarik seperti jang di poenjain Loan. Ramboetnja jang tebal mendjadi timbalan jang setimpal boeat lebi tondjolkan poetih bersihnja iapoenja koelit. Djidatnja jang lebar dihiasin sepasang alis jang “nanggal sepisan” melirit haloes laksana remboelan moeda (boekan jang dipensil seperti alis zaman modern ini).

Matanja terang dan bagoes sekali kendati samar2 loekisken kesedihan, dikelilingin oleh boeloe mata jang majit (boekan seperti majitnja boeloe mata tempelan di zaman modern ini). Hidoengnja tjoekoep mantjoeng dan sembabat boeat moeloetnja jang manis dengen bibir penoeh, jang satoe kali tersenjoem oendjoeken sebaris gigi seperti moetiara dan berbarang soenglap di kedoea pipinja soedjen jang bikin antero-tampang moekanja lebi tjantik dan lebi menggioerken lagi daon koepingnja tida tertjela masi dihiasin oleh sepansang anting2 jang mata berlian-nja bisa “godek kepijoer” saban kali Loan geraken kepalanja. Dan itoe semoea ditoendjang oleh batang leher jang djoedjang dan haloes sekali nampaknja. Tetapi….. tetapi…. Saja mendongak keatas dalem hati saja mendjerit-djerit kenapa Toehan Jang Maha Moerah, kenapa djoestroe moeka jang begini ditantjapken atas toeboeh jang begitoe. Ja Toehan, mohon ampoen seriboe ampoen!
Poendak jang mendojoeng kekiri barangkali tersorong oleh bongkok jang berada di lehernja, dibagian bawah keliatan sematjam tangan tida berlengan, mirip dengen sajapnja ikan. Toeroen dibawah ada kaki kiri jang boleh dibilang toelang diboengkoes koelit sadja. Sebaliknja lengan kanan ada begitoe pandjang hingga hampir si tangan ada sebatas loetoet jang dibagian bawah berakhir pada kaki jang boleh dibilang soedah hampir boekan beroepa kaki manoesia lagi; semoea djeridji-nja di pasang malang melintang hingga kaki itoe tida bisa digoenaken sama sekali. Malah boeat tahan berat badannja sadja haroes di toendjang dengen toengket.

Sebaliknja Dicky kaki tangannja lengkap, tjoema memang ia dilahirken sebagai idiot, imbitjiel. Kepalanja jang ketjil mirip toempeng, moetjoeng di bagian atas. Kedoea matanja tida sama tingginja; jang kiri lebih dibawah dan bidji matanja mendjoeling keatas sedang mata kanan ada sebaliknja.
Hingga kalaoe Dicky djalan dan menoedjoe kekiri oempamanja, selaloe kepalanja berpaling kekanan. Oesianja 15 taon lebi, tetapi masih seperti anak dibawah doea taon. Ia bisa kentjing dan berak ditempat dimana ia berada, hingga saban kali haroes ditoentoen ke kamar-mandi boeat tjoetji dan toeker pakean.

Loan dan Dicky kebanjakan berada di roewang belakang dan masing2 selaloe mesti didampingin oleh zuster sebab dalem hal haroes dibantoe. Dicky tida bisa bitjara tjoeman treak-treak seperti monjet. Ia soeka bergelimpangan di djoebin dan kadang2 dalem keadaan telandjang boelat. Boeat Dicky itoe semoea tida berarti karena ia tidak mengarti soeatoe apapoen. Ketika liat saja tjoba datang dekat, Ia treak2 sembari djalan moendoer dan tepok tangan. Kamoedian djatohkan diri di djoebin, saat lagi balikin toeboehnja dan bikin gerakan seperti orang berenang. Lantas doedoek termenoeng meliat kesatoe podjok dengen tida ambil perdoeli pada siapapoen djoega.

Saja ambil selamat berpisah dari Loan. Sembari tjioem kepalanja saja haroes goenaken antero kemaoean hati saja boeat tahan mengalirnja aer mata jang saja taoe soedah moelai keloear.
Kakap hantar saja sampe di depan roemahnja. Saja tolak ketika ia tawarkan iapoenja Impala dengen alesan saja masih mesti datang di roemah kawan jang tinggal dideketnja.

Saja poelang dengen naek boes jang kendati penoeh sesak dan panas, toch doedoek didalem-nja saja rasanja bisa bernapas lebi lega dari pada oempama doedoek dengen soesoen loetoet di Kakap poenja Impala.

TJEPING KHA-KHOE, TJEPING TWA-CHOE.


Actions

Information

Leave a comment